Rabu, 09 Oktober 2013

Batu Asteroid Gelap Teror Penduduk Bumi?

Masih ingat dengan bola api besar yang jatuh di Pegunungan Ural, Rusia, tanggal 15 Februari lalu? Kemunculan meteor yang dikenal dengan sebutan 'Meteor Chelyabinsk' itu tiba-tiba, tidak terdeteksi, sehingga minim upaya antisipasi. Mengapa?


Batu meteorid yang menghantam Chelyabinsk, wilayah Pegunungan Ural, Rusia. (Telegraph)


Belakangan diketahui, meteor yang jatuh di Rusia itu terbentuk dari materi batuan yang sulit untuk dilihat atau "Asteroid Gelap," dilansir Telegraph.

Bebatuan asteroid gelap diperkiran terbentuk setelah menderita dampak tabrakan besar dengan asteroid lain di masa lalu. Akibatnya, seluruh bagian mineral, logam, dan silikat mencair sehingga asteroid berubah menjadi warna hitam pekat.

Dr Thomas Kohout dari University of Helsinki, Finlandia, bersama dengan Dr Maria Gritsevich dari Finnish Geodetic Institute dan Russian Academy of Science, menemukan fragmen meteor yang menghantam Rusia terbuat dari chondrites, batuan non logam yang terbentuk dari peleburan di batuan induk.

"Dua pertiga dari meteor itu berisi chondrite berwarna abu-abu, sementara sisanya adalah chondrite warna hitam. Itu artinya bagian warna hitam adalah sisa tabrakan dari awal sejarah terbentuknya asteroid," jelas Kohout.

Lebih lanjut, dia mengatakan meteor Chelyabinsk merupakan fragmen dari asteroid-asteroid yang bertabrakan di awal terbentuknya Tata Surya 4,6 miliar tahun lalu dan tidak berubah warna gelapnya sampai saat ini.

"Warna meteor yang gelap itu adalah penyebab mengapa tidak terdeteksi oleh badan antariksa manapun, sehingga kita sangat terkejut ketika benda angkasa itu menyala di atmosfer lalu meluncur ke Bumi," ujarnya.

Kohout bersama peneliti lain berharap agar lebih mempelajari meteor-meteor yang berasal dari asteroid gelap, sehingga bisa terdeteksi dan dilacak keberadaannya di masa mendatang.

Meteor yang tampak di atas langit Chelyabinsk, Ural, Rusia, Februari 2013 lalu.

Saat ini, Program Objek Dekat Bumi milik NASA berhasil melacak 10.303 asteroid dan 1.425 di antaranya diklasifikasikan sebagai asteroid yang berpotensi berbahaya bagi Bumi.

"Kebanyakan asteroid dilacak dengan menggunakan radar yang mengandalkan cahaya. Namun, asteroid gelap sangat sulit terdeteksi saat berada di lingkungan yang minim cahaya," jelas Kohout.

Kohout dan Gritsevich sudah mempresentasikan temuannya di American Astronomical Society Division for Planetary Sciences, di Denver, Colorado, AS. Temuan itu dapat membantu untuk melacak asteroid gelap yang sangat berbahaya bagi Bumi.

"Penduduk di Rusia beruntung, meteor Chelyabinsk yang berasal dari asteroid gelap sebagian besarnya telah hancur terbakar di atmosfer Bumi. Tapi, masih banyak asteroid gelap yang mengintai di Tata Surya dan sewaktu-waktu bisa jatuh ke Bumi," tutup Kohout.


Sumber :
viva.co.id

0 komentar:

Posting Komentar