Bila Jakarta punya kisah seram "Si Manis Jembatan Ancol" maka Amerika punya kisah Emily, hantu di jembatan tua. Lokasinya di Stowe Vermont. Nama asli jembatan ini sebenarnya Gold Brook Bridge, Namun ada kisah misterius yang membuat jembatan ini lebih dikenal dengan "Jembatan Emily".
Ada dua versi cerita yang menaungi misteri hantu perempuan ini. Setting waktunya sama, sekitar tahun 1800-an atau mungkin sekitar itu.
Pertama, dikisahkan Emily adalah seorang wanita yang menjalin percintaan dengan seorang pria. Hubungan mereka tak mendapat restu dari orang tuanya.
Hanya ada satu cara, yaitu kawin lari. Dan di hari yang dijanjikan Emily pun menunggu kekasihnya di jembatan tersebut. Lama menunggu, sang pujaan hati tak juga muncul. Emily begitu bersedih, merasa dibohongi dan dicampakkan. Akhirnya ia mengakhiri hidup dengan gantung diri di jembatan ini.
Versi lainnya, justru Emily dikisahkan sudah siap menyongsong hari pernikahannya. Ia memilih gaun merah untuk saat istimewa tersebut - cukup aneh, bukan gaun putih seperti mempelai pada umumnya.
Tibalah hari H yang dinanti-nanti. Orang tua sudah menyiapkan segalanya. Pendeta sudah siap. Tamu-tamu juga bersiap melihat Emily naik ke pelaminan. Sayangnya, mempelai pria tak kunjung datang. Lama mereka menanti, semua orang jadi bertanya-tanya. Emily pun gusar. Ia menjadi begitu kecewa bila pernikahannya batal.
Hanya ada satu cara, yaitu kawin lari. Dan di hari yang dijanjikan Emily pun menunggu kekasihnya di jembatan tersebut. Lama menunggu, sang pujaan hati tak juga muncul. Emily begitu bersedih, merasa dibohongi dan dicampakkan. Akhirnya ia mengakhiri hidup dengan gantung diri di jembatan ini.
Versi lainnya, justru Emily dikisahkan sudah siap menyongsong hari pernikahannya. Ia memilih gaun merah untuk saat istimewa tersebut - cukup aneh, bukan gaun putih seperti mempelai pada umumnya.
Tibalah hari H yang dinanti-nanti. Orang tua sudah menyiapkan segalanya. Pendeta sudah siap. Tamu-tamu juga bersiap melihat Emily naik ke pelaminan. Sayangnya, mempelai pria tak kunjung datang. Lama mereka menanti, semua orang jadi bertanya-tanya. Emily pun gusar. Ia menjadi begitu kecewa bila pernikahannya batal.
Akhirnya dalam keadaan sedih ia menaiki kereta kuda keluarganya dan memacunya begitu kencang. Konon, ia tak sanggup mengendalikannya dan mengalami kecelakaan persis di jembatan ini. Jatuh ke sungai dan menghantam bebatuan yang ada. Emily berikut kudanya langsung tewas.
Puluhan tahun berlalu. Kisah ini seolah lenyap begitu saja. Hingga di tahun 1968 seorang bocah iseng bermain Ouija board (papan tertera huruf, biasa digunakan sebagai medium pemanggil arwah) di atas jembatan ini. Tiba-tiba papannya membentuk nama "Emily".
Cerita serupa datang dari orang lain yang ikut mencoba karena penasaran dengan pengalaman si bocah. Ia pun mengalami hal serupa, menulis nama yang sama. Bahkan saat diajak berkomunikasi, hantu Emily menulis ia dibunuh oleh tunangannya.
Cerita serupa datang dari orang lain yang ikut mencoba karena penasaran dengan pengalaman si bocah. Ia pun mengalami hal serupa, menulis nama yang sama. Bahkan saat diajak berkomunikasi, hantu Emily menulis ia dibunuh oleh tunangannya.
Sejak kejadian itu, kisah jembatan angker ini merebak. Berbagai cerita seram dikabarkan. Ada yang mengaku melewati jembatan ini dan mendengar suara jeritan perempuan, disentuh, atau bahkan dicakar. Tak hanya itu, beberapa wisatawan yang ingin melihat jembatan ini pun diganggu. Mobil yang mereka parkir tak jauh dari jembatan diserang. Terdengar suara seperti sesuatu menghantam mobil, atau hantu yang seolah jalan menyeret-nyeret di atap mobl.
Alhasil beredar mitos lainnya. Bagi sepasang kekasih jangan lama-lama kalau melihat atau melintas jembatan ini. Konon Emily tak suka dengan pasangan yang melewati jembatan itu karena kisah cintanya sendiri hancur berkeping-keping.
Alhasil beredar mitos lainnya. Bagi sepasang kekasih jangan lama-lama kalau melihat atau melintas jembatan ini. Konon Emily tak suka dengan pasangan yang melewati jembatan itu karena kisah cintanya sendiri hancur berkeping-keping.
0 komentar:
Posting Komentar