Penjelajahan di planet Mars yang banyak menemukan material baru memunculkan hipotesa baru. Material-material ini hanya bisa terbentuk karena adanya air. Evolusi planet pun dipelajari, dan hasilnya NASA merilis video yang mengklaim bahwa planet merah ini dulunya penuh air melimpah.
Dari video tersebut, kita bisa melihat ketika Mars di masa 4 milyar tahun lalu memiliki langit yang biru, danau, layaknya bumi. Namun seraya waktu berlalu danau pun menghilang, langit berubah menjadi merah.
Dari video tersebut, kita bisa melihat ketika Mars di masa 4 milyar tahun lalu memiliki langit yang biru, danau, layaknya bumi. Namun seraya waktu berlalu danau pun menghilang, langit berubah menjadi merah.
Terjadi pembekuan suhu dan lapisan atmosfer yang menipis hingga keberadaan air ikut menghilang. Teori ini timbul dari hasil pengamatan peneliti NASA bahwa ada bekas-bekas erosi serta sisa-sisa kawah.
Tampaknya lapisan sedalam 1.640 kaki (0,5 kilometer) atau lebih mungkin telah menutupi Mars. Dampaknya atmosfer jadi hangat memiliki tekanan yang sama atau lebih besar daripada yang ditemukan pada permukaan bumi. Namun belum diketahui berapa lama keadaan Mars yang subur hingga akhirnya mengering.
Tampaknya lapisan sedalam 1.640 kaki (0,5 kilometer) atau lebih mungkin telah menutupi Mars. Dampaknya atmosfer jadi hangat memiliki tekanan yang sama atau lebih besar daripada yang ditemukan pada permukaan bumi. Namun belum diketahui berapa lama keadaan Mars yang subur hingga akhirnya mengering.
Inilah videonya:
Ada dua hal menarik yang bisa saja muncul dari hasil pengamatan di Mars. Pertama, bagi peminat UFO bisa saja ini dikaitkan dengan berbagai legenda yang menyebutkan nenek moyang di Inca atau Mesir dulu memang didatangi mahluk-mahluk asing yang ikut membangun bumi.
Kedua, proses evolusi di Mars yang mengubah planet subur menjadi begitu tandus merupakan tanda, bumi kita pun bisa saja bernasib sama di tahun-tahun mendatang bila manusia terus merusak tanpa melakukan aksi nyata revitalisasi.
Kedua, proses evolusi di Mars yang mengubah planet subur menjadi begitu tandus merupakan tanda, bumi kita pun bisa saja bernasib sama di tahun-tahun mendatang bila manusia terus merusak tanpa melakukan aksi nyata revitalisasi.
Sumber:
livescience
livescience
0 komentar:
Posting Komentar