Bagi kebanyakan programmer, bekerja di Google merupakan sebuah pencapaian yang tinggi. Selain gaji yang relatif besar, fasilitas kantor yang lengkap, dan makanan gratis yang tersedia di berbagai sudut kompleks perkantoran Google di Mountain View, bekerja di perusahaan teknologi ini menjanjikan kenyamanan tersendiri.
Namun, sebagian mantan pegawai perusahaan dengan pendapatan sekitar Rp 600 triliun per tahun ini justru merasa kurang nyaman. Beberapa dari mereka bercerita di situs tanya-jawab Quora mengenai hal-hal yang mereka kurang sukai selama bekerja di sana.
Mereka mengaku meninggalkan Google karena pilihan mereka sendiri. Berikut ini beberapa poin cerita itu:
- Google mempekerjakan orang dengan kualitas tinggi untuk pekerjaan yang ringan. Ini karena Google menetapkan standar yang tinggi saat proses penerimaan pegawainya. Misalnya, ada alumnus dari perguruan tinggi top yang bekerja untuk sekadar menghapus satu per satu video terlarang di situs YouTube.
- Google bukan lagi sebuah startup seperti saat berdiri pada 1998. Menurut seorang pegawai, aroma politik kantor terasa begitu kental. Promosi bisa diraih relatif mudah jika seseorang bekerja pada proyek besar dan dekat dengan atasan tertentu.
- Para insinyurnya atau penulis program kerap mengalami kesulitan untuk berdiskusi satu sama lain karena merasa lebih pintar dibandingkan yang lain. Ini membuat diskusi yang obyektif jarang terjadi di tingkat akar rumput. Masing-masing pegawai merasa memiliki teritorialnya sendiri sendiri.
- Sebagian pegawai yang berkualitas tinggi meninggalkan perusahan karena tidak merasa tertantang secara intelektual untuk mengerjakan proyek-proyek yang menarik. Semua keputusan penting telah dibuat pada level atas dan para pegawai tinggal mengerjakan sesuai arahan.
- Menurut seorang mantan pegawai, proyek bagus Google yang dirancang sendiri hanyalah Google Search dan Google Glass. Produk lain merupakan hasil akuisisi yang lalu dikembangkan secara internal.
Sumber :
tempo.co
0 komentar:
Posting Komentar